Jumat, 13 Mei 2011

HANYA SENIMENTIL DI TANAH RANTAU

Pagi di hari sabtu, tanpa kegiatan yang seharusnya aku datangi.Pagi itu tubuhku rasanya remuk, jadinya aku batalkan semua janji. Aku yang numpang di rumah paman waktu itu sendiri, beliau sekeluarga lagi kontrol, setelah hampir dua minggu istrinya melakukan oprasi gondok-semoga lekas sembuh. Karena rumah kosong TV bisa aku kuasai, hari libur semuanya menamoilkan acara trevel, masak, musik, entahlah aku tidak bisa menikmati sama sekali. Sampai entah jam berapa ada hampir empat setasiun TV nayangin properti rumah mewah dengan harga fantastis. Para presenter yang lebay dengan gaya penyampaian terkagum-kagum, rasanya aku ingin mengumpat sama semua ini, sadarkah mereka di negeri ini banyak yang sekarat, begitu banyak hati yang terluka. Hanya untuk investasi, banggah-banggahan atau apa, dimana nurani mereka. Aku pencet-pencet semua remote TV, betapa miris semuanya yang aku sadari hanya menayangkan kebahagiaan tanpa peduli ada sejuta hati terluka.

Evaluasi hari ini, semoga kemerdekaan yang sesungguhnya benar-benar terwujud, bukan untuk kalangan elit tapi juga untuk kalangan alit. Rasanya ada mimpi di dadaku untuk menjadi salah satu pencapainya atau setidaknya menjadi bagian dari orang-orang yang memperjuangkannya. Satu hal yang pingin aku doktrinkan pada para pesakit negeri ini hidup cuma sekali dan roda hidup tak pernah berhenti sampai hidup berakhir. Dan untuk para korban terdholomi, stop berpikir ini hidup kalian yang sudah ditakdirkan, berjuanglah dan rubah nasibmu tanpa harus berteriak-teriak pada wakil negerimu, karena mereka semua itu tuli akut.

Akhirnya semua akan kembali padaku, apa yang bisa kau perbuat?. Saat ini aku cuma bisa ngomong tapi tidak untuk waktu lama. akan segera ada tindakan atas ucapan. ^^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar